BUDAYA GOTONG ROYONG
MASIH KAMI LESTARIKAN
KM KEMPO: memasuki
dunia yang semakin moderen dan kebebasan yang semakin jauh meninggal kearifan
lokal dan khasanah budaya yang di
wariskan oleh para pendahulu tanah pertiwi, Budaya gotong royong yang merupakan
salah satu
bentuk warisan budaya kini semakin jauh dari langkah nyata di berbagai daerah dalam cultur masyarakat modern akibat pengaruh globalisasi. Globalisasi boleh kita terima karena itu merupakan refleksi dari kemajuan teknologi dan peradaban manusia tetapi juga kearifan lokal harus tetap kita lestarikan.bagi sebagian orang berpendapat gotong royong merugikan bagi banyak orang ,dan hanya menguntungkan hanya sebagian kecil orang.Pendapat tentang untung rugi boleh jadi iya dan itu harus kita akui secara bersama.tetapi ada beberapa hal yang jauh lebih mendasar yang harus kita telaah secara cermat dan rasional tentang budaya gotongroyong ini.
bentuk warisan budaya kini semakin jauh dari langkah nyata di berbagai daerah dalam cultur masyarakat modern akibat pengaruh globalisasi. Globalisasi boleh kita terima karena itu merupakan refleksi dari kemajuan teknologi dan peradaban manusia tetapi juga kearifan lokal harus tetap kita lestarikan.bagi sebagian orang berpendapat gotong royong merugikan bagi banyak orang ,dan hanya menguntungkan hanya sebagian kecil orang.Pendapat tentang untung rugi boleh jadi iya dan itu harus kita akui secara bersama.tetapi ada beberapa hal yang jauh lebih mendasar yang harus kita telaah secara cermat dan rasional tentang budaya gotongroyong ini.
Gotong royong dapat
menumbuhkan rasa persaudaraan,membina ukhuwah islamiah, menumbuhkan rasa empati
kepada sesama,membantu keluarga atau tetngga yang susah, dan masih banyak lagi
faedah yang kita dapatkan dari kegiatan ini.Itulah petikan yang dapat kami
rangkum dari hasil wawancara kami pada hari Jumat 28 juni 2013 dengan seorang
sesepuh, H Syafrudin 66 thn, warga Dusun Dorokobo Desa Dorkobo, kecamatan Kempo
disaat kegiatan gorong royong membantu salah seorang tetangga yang membuat
pondasi rumahnya di RT 03.lebih lanjut Abu menjelaskan ”semua rumah di sini
pada saat pondasinya di kerjakan dengan cara gotong royong, selain itu membuat
paruga atau tenda untuk acara nikah atau sunatan,pindah atau rehab rumah dan
masih banyak kegiatan yang lain.ini akan tetap kami lestarikan dan akan kami
wariskan kepada anak cucu kami sampai batas waktu yang tidak terhingga”. demikian
pendapat akhirnya yang di sampaikan mengakhiri wawancaranya dengan teams KM
Kempo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar