KM KEMPO: PIJAR (Sapi
,Jagung dan rumput laut ) yang di programkan oleh pemerintah sebagai produksi
andalan untuk mengentaskan kemiskinan kini
mulai mencuri perhatian dan mendapat tempat tersendiri di hati masyrakat, salah
satunya jagung
.Jagung kini semakin di gemari oleh masyarakat untuk di
budidayakan , memasuki musim
kemarau tahun ini, petani tetap
bergairah menanam jagung hibrida. Hamparan tanaman jagung hibrida terlihat
hampir di seluruh sentra produksi pertanian di seluruh wilayah kecamatan kempo,
di ta a di wilayah so tuta tolo ,so duwe dan lainnya . sawah sawah yang
memiliki irigasi teknis maupun non teknis
menjadi sentra produksi padi dan palawija lain nya kini mulai beralih ke
tanaman jagungbaik pada musim hujan terlebih lagi pada musim MK I dan musim
MKII (Musim kemarau ). Hal serupa juga di desa desa lainnya . di desa Kempo misalnya,
wilayah so sera selatan dan sekitarnya, di desa
Dorokobo beberapa kelompok tani seperti sambi maci, nusa sari, nusa
indah , sari nusa , juga di desa konte, so oi kalo dan sekitarnya , hampir tidak terlihat sawah tersisa pada
yang tidak di garap, semua sudah ditanami jagung , ada yang sudah
berbokong(berbuah) ada yang sedang memupuk dan ada yang baru mempersiapkan lahan untuk penanaman jagung. Hal ini terjadi
karena kepastian harga jual yang lebih stabil yaitu pada kisaran RP 2 700
sampai Rp 2 900 per kilogramnya .inimenjadi daya tarik bagi para petani
sehingga begitu bergairah untuk komoditas jagung ini .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar